Gunung Seulawah Agam dapat dicapai dari Banda Aceh dengan menggunakan kendaran roda empat dengan tujuan kota Kecamatan Seulimeum, dari kota ini jika mau mendaki puncak Gunung Seulawah Agam dapat melalui kampung Pulo dengan waktu tempuh sekitar 10 jam. Jika tujuannya ke kawah Heutz maka dari Seulimeum harus menuju ke desa LamKabeu, dari desa ini perjalanan ke Kawah Heutz memakan waktu 5 jam. Umumnya jalan menuju ke puncak sangat sukar, sebagian besar harus merintis jalan.
gunung ini juga sudah masuk dalam hutan lindung. Gunung Seulawah Agam merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Aceh. Di Aceh ada beberapa gunung berapi yang aktif, ada gunung Burnitelong di Bener Meriah, gunung Peut Sagoe di Gempang dan juga ada gunung Jaboi di Sabang. Demikian juga ada sejumlah gunung api lainnya di Aceh, baik yang masih aktif ataupun sudah tidak aktif.
Dari sekian banyak gunung di Aceh, ada
sebuah gunung yang sering kali menarik perhatian para turis yang datang
ke Banda Aceh, Seulawah Agam namanya. Jika anda sedang berkunjung ke
Banda Aceh melalui bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, cobalah
melihat ke arah timur dari tempat yang terbuka, pasti anda akan melihat
mahakarya Sang Pencipta tersebut menjulang tinggi seakan menjadi pilar
penopang langit.
Walaupun ketinggiannya hanya 1800 meter
di atas permukaan laut (MDPL), Seulawah Agam banyak menyimpan keindahan
yang belum tercemari. Gunung ini belum banyak dikunjungi orang, jadi
bagi anda yang sedang mencari spot pendakian yang masih asri dan damai,
Seulawah Agam bisa menjadi tujuan anda selanjutnya.
Tidak jauh dari areal perkebunan ada
jalan kecil yang menjurus ke hutan. Dari sana anda hanya perlu berjalan
sekitar 1 Km dan akan langsung bertemu dengan Pinto Rimba atau gerbang
hutan. Ini adalah gerbang untuk memasuki Seulawah Agam yang penuh dengan
misteri. Di Pinto Rimba ada air yang mengalir langsung ke perkampungan,
anda bisa mempersiapkan suplai air untuk pendakian di sini sesuai
kebutuhan, airnya cukup jernih dan menyegarkan. Pinto Rimba juga
memiliki sebuah balai yang bisa dijadikan tempat peristirahatan, juga
papan petunjuk dan peraturan-peraturan yang harus anda baca sebelum
mendaki Seulawah Agam.
Selanjutnya dari Pinto Rimba bersiaplah
mendaki, melewati jalan setapak yang ada di belakang balai, dan jalur
pendakian tidak lagi semudah yang anda kira. Hutan yang sangat lebat
membuat anda cukup sulit untuk mengintip dunia luar dari balik sela-sela
pepohonan, kemiringan medan dapat membuat anda cukup kewalahan.
Tentunya bukan pendakian dan tantangan namanya jika jalurnya seperti
jalan protokol kota yang di aspal dan bertrotoar. Mudahnya, di jalur
pendakian Seulawah sudah ada tanda berupa ikatan-ikatan tali pada
ranting pohon yang dibuat oleh para pendaki sebelumnya untuk memudahkan
para pendaki lainnya, ada juga berupa tanda penunjuk jalan yang terbuat
dari seng yang dipaku di pohon-pohon, jadi anda tidak perlu khawatir
mencari jalur.
Ada sebuah tempat yang sangat cocok
menjadi tempat peristirahatan sebelum melanjutkan perjalanan. Pinto
Angen (pintu angin) namanya, ketika sampai disana anda tidak akan ingin
buru-buru pergi karena Pinto Angen adalah jendela Seulawah Agam. Dari
sini anda dapat menikmati pemandangan alam di tepi tebing curam dari
ketinggian 1100 MDPL, sungguh sangat melegakan. Tempat ini hanyalah
satu-satunya tempat terbuka di jalur pendakian ini, jadi tidak salah
untuk bersantai sejenak meluruskan otot-otot yang tegang dan mengambil
gambar disini.
Selanjutnya pendakian akan lebih
menantang, anda harus melewati hutan lebat dan barusaha menentukan arah.
Di tengah perjalanan menuju puncak setelah melewati Pinto Angen, anda
akan bertemu dengan pohon-pohon berukuran raksasa berakar seperti
tentakel gurita yang menjalar membuat bulu kuduk merinding, lokasi seram
ini dinamai Beringin Tujoh. Konon katanya ada tujuh pohon beringin
berukuran raksasa yang tumbuh di area tersebut, namun sekarang hanya
tinggal beberapa batang saja, selebihnya wallahualam!
Walaupun tampaknya seram pohon-pohon ini
sebenarnya adalah rumah bagi berbagai macam hewan melata, serangga, dan
burung. Di sini jalur cukup membingungkan para pendaki, sukar untuk
menemukan tali penanda jalan. Beberapa orang mencoba mengaitkannya
dengan hal-hal mistis. Tapi pada kondisi ini janganlah panik, cobalah
santai dan lebih cermat memperhatikan, karena jalur yang benar bisa
berada di antara ranting-ranting dan juga tertutup kayu. Cobalah cari
ikatan tali, tanda jalan, ataupun pohon-pohon yang terkelupas karena
pisau. Yang jelas jalan itu sebernarnya ada di dekat anda, coba lihat
baik-baik.
Setelah melewati Beringin Tujoh dan
jalan yang membingungkan, jalur semakin mendaki dan kemiringan pun
semakin menjadi-jadi. Namun sekali lagi jangan khawatir karena anda
sudah dekat dengan puncak, cobalah cek GPS anda. Di ketinggian 1600-1700
ini para pendaki akan dipukau oleh keindahan hutan Seulawah Agam,
pandangan kiri-kanan anda serba hijau beserta bebatuan yang besar,
pohon-pohon disini diselimuti lumut hijau tua layaknya karpet seperti di
film-film Hollywood. “Kayak di film Lord of the Ring hutan ini,” kata
Faisal Amin dari tim Aceh Adventure saat melakukan pendakian. Menurut
Faisal, sangat nyaman bagi mata juga nyaman ketika disentuh membuat
tubuh ingin beristirahat segera.
Masuk lebih jauh ke dalam hutan yang pohonnya berlumut tersebut anda akan menemukan sebuah batu besar berlumut ditumbuhi pohon-pohon menjulang tinggi membuat batu ini berbentuk seperti gajah lengkap dengan belalainya, ya, Batu Gajah namanya. Mungkin ini salah satu pesan Sang Pencipta untuk menjaga Seulawah Agam karena ia juga tempat persemayaman para gajah. Ditempat ini cobalah berhenti sejenak merenungi kewajiban yang kita emban akan alam yang indah ini.
Mendaki sekitar 1 jam lagi dari Batu
Gajah anda akan bertemu dengan sebuah tempat yang sedikit lapang yang
sudah dilengkapi dengan penampung air seadanya yang biasa dipakai untuk
berkemah oleh para pendaki. Dari sana berjalanlah beberapa meter lagi,
dan bersyukurlah karena anda sudah di puncak Seulawah Agam. Ditandai
dengan sebuah tugu semen persegi panjang berdiri gagah di titik 1800
MDPL bertuliskan “P 17 puncak Seulawah” yang sudah agak pudar tergerus
waktu, tugu ini sudah beberapa kali di perbaiki oleh para pecinta Alam.
Coba perhatikan ada sebuah rumah pohon yang di bangun oleh
pendaki-pendaki sebelumnya, bisa jadi tempat peristirahatan yang asik
sambil menunggu malam. Mungkin anda tidak bisa menikmati pemandangan
dari atas Seulawah karena tertutup lebatnya pohon, anda hanya bisa
mengintip dari sela-sela dahan-dahan pohon saja tapi ada kepuasan
tersendiri saat berada di puncak ini.
Puncak Seulawah Agam juga cukup dingin,
jadi persiapkanlah jaket jika ingin bermalam disana. Saat anda kembali,
berhati-hatilah ketika berada di turunan, malah kebanyakan kecelakaan
pendakian terjadi saat menurun karena kaki anda akan menahan berat badan
sehingga mudah goyah, jangan berlari dan cobalah berjalan santai untuk
keselamatan diri anda sendiri
0 comments:
Post a Comment